Apa Itu Paes Jawa? Yuk, Kenali Makna & Aneka Jenisnya
Para perempuan yang ingin melangsungkan pernikahan, pasti sudah tidak asing lagi dengan paes jawa. Riasan khas yang menghiasi bagian dahi pengantin perempuan ini sering kita temukan di acara-acara pernikahan, terutama jika menggunakan adat Jawa.
Termasuk dalam riasan yang dipakai selama prosesi akan hingga resepsi, tentunya kamu wajib mempertimbangkan dengan matang apakah ingin menggunakan paes jawa selama prosesi pernikahan.
Nah, untuk kamu yang masih bingung, tak ada salahnya kenalan lebih jauh dengan riasan tradisional ini lewat artikel dari JakartaNotebook berikut.
Apa Paes Jawa?
Paes jawa atau pepaes adalah riasan wajah yang digunakan menghias bagian dahi pengantin wanita. Umumnya riasan ini berwarna hitam dengan bentuk seperti surai yang menutupi bagian tengah dahi hingga pelipis.
Pada awalnya riasan ini dibuat dengan lilin malam atau pidih. Namun, sekarang banyak make up artist yang memilih menggunakan celak atau eyeliner sehingga lebih aman untuk kulit dan mudah dibersihkan.
Sejarah dan Makna Paes Jawa
Telah dipakai selama puluhan tahun tentunya paes jawa sarat akan sejarah dan makna yang tak kalah menarik. Pada awalnya riasan ini digunakan untuk merias putri para bangsawan Kerajaan Mataram yang akan menikah.
Namun, pecahnya kerajaan ini membuat tradisi menggunakan paes terbagi menjadi dua, yakni Paes Jogja dan Paes Solo. Punya susunan model yang sama, setiap bagian riasan ini memiliki makna yang berhubungan dengan kehidupan rumah tangga dan peran perempuan setelah menikah, diantaranya:
- Gajahan atau Penunggul. Terletak pada bagian tengah dahi serta berbentuk seperti daun sirih dan ujung bulatan telur bebek, riasan ini punya makna sebagai harapan agar pengantin perempuan selalu dihormati dan dijunjung derajatnya.
- Cithak. Hiasan berbentuk belah ketupat yang dipasang pada bagian tengah dahi ini melambangkan petunjuk dari Sang Pencipta agar pengantin perempuan terhindar dari perbuatan tercela.
- Pengapit. Digambar pada bagian kanan dan kiri gajahan atau penunggul yang berisi harapan agar perempuan dapat menemani dan mengarahkan pasangannya agar selalu berada di jalan yang lurus.
- Penitis. Berada di sebelah pengapit, penitis punya bentuk yang lebih bulat dan tidak runcing. Riasan ini dihubungkan dengan kesejahteraan yang melambangkan setiap pernikahan harus memiliki tujuan sehingga memerlukan perencanaan yang baik.
- Godheg. Berbentuk lengkungan ke arah telinga, godheg memiliki makna agar pasangan pengantin dapat berperilaku secara bijaksana dan selalu mengintrospeksi perbuatannya.
Jenis-Jenis Paes Jawa
Terbagi menjadi budaya Jogja dan Solo, saat ini kamu bisa menemukan berbagai macam jenis paes yang bisa digunakan untuk mempercantik diri saat hari pernikahan. Berikut beberapa jenis Paes Jawa yang banyak digunakan hingga sekarang.
1. Paes Ageng Jogja
Paes Jogja adalah sebutan riasan pengantin perempuan yang banyak digunakan di wilayah Yogyakarta. Ciri khas riasan ini adalah bentuknya yang lebih runcing seperti daun sirih dengan susunan penunggul, cithak, pengapit, penitis, dan godheg.
Paes ageng Jogja adalah riasan mewah yang pada awalnya hanya bisa digunakan oleh anggota kerajaan. Pasalnya riasan ini menggunakan prada atau serbuk emas yang tidak dapat dijangkau oleh rakyat biasa. Namun, semakin berkembangnya industri make up membuat riasan ini bisa digunakan oleh semua orang.
Ciri khas lain dari Paes Ageng Jogja adalah alis berbentuk seperti tanduk rusa yang disebut alis menjangan serta menggunakan cunduk mentul sebagai lima buah.
2. Paes Jogja Putri
Paes Jogja Putri punya model dan bentuk yang sama dengan Paes Ageng Jogja. Perbedaan kedua riasan ini ada pada detail riasannya.
Bagian pinggir riasan ini tidak dihiasi serbuk emas sehingga terlihat lebih polos dan sederhana. Selain itu bagian rambut pengantin hanya dihiasi satu cunduk mentul.
Eits, jangan salah, meski sederhana, kamu tetap bisa terlihat cantik dan anggun menggunakan riasan ini, lho!
3. Paes Solo Basahan
Paes Solo Basahan adalah riasan yang banyak digunakan oleh warga di sekitar Kereaton Surakarta. Berbeda dari Paes Jogja, Paes ini tidak dihiasi prada sehingga bisa digunakan semua orang.
Perbedaan selanjutnya ada di model riasan. Paes asal Solo punya bentuk yang lebih bulat seperti ujung telur bebek dengan susunan gajahan, cithak. pengapit, penitis, dan godheg.
Tak hanya itu, bahan yang digunakan untuk membuat riasan ini juga menggunakan warna kehijauan dengan hiasan mahkota cunduk mentul sebanyak sembilan buah.
4. Paes Solo Putri
Jika kurang cocok dengan warna hijau dari riasan sebelumnya, bisa menggunakan Paes Solo Putri. Riasan ini dibuat dengan eyeliner atau celak berwarna hitam sehingga terlihat lebih natural.
Bagian tengah dahi juga tidak diberi cithak sehingga cocok untuk kamu yang ingin menggunakan riasan tradisional yang sederhana dan minimalis.
Menggunakan Paes Jawa saat pernikahan tidak hanya membuat kamu terlihat anggun dan berwibawa, tapi juga membantu melestarikan budaya Indonesia yang sudah ada sejak ratusan tahun.
Semoga membantu kamu menemukan riasan pengantin yang sesuai dengan keinginanmu, ya ladies!