Efektivitas Belajar Online vs Konvensional, Mana yang Lebih Baik?
Sistem belajar sudah semakin bervariatif, apakah hasil belajarnya sepadan?
Seiring berkembangnya zaman, kita sering sekali melihat kelas-kelas dan seminar online. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan demand masyarakat yang lebih menyukai sistem belajar secara online. Pertanyaannya, apakah efektivitas belajar online sama dengan belajar konvensional? Apakah peserta belajar dapat memperoleh hasil yang sama?
Sebenarnya, di era teknologi ini, kegiatan belajar online menjadi suatu hal yang lumrah. Bahkan, di beberapa universitas maupun sekolah tinggi di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika sudah menerapkan sistem ini.
Sistem yang sudah diterapkan oleh beberapa negara ialah pengajar dan peserta berinteraksi lewat laptop, melakukan video call atau conference call. Permasalahan masyarakat Indonesia adalah stigma bahwa kegiatan belajar-mengajar harus melalui tatap muka.
Jika diteliti lebih lanjut, kegiatan belajar online ini cukup efektif dalam mengembangkan kemampuan siswa. Menurut Valentina Arkorful (2014), belajar online dinilai lebih fleksibel dan adaptif. Fleksibel berarti siswa dapat memilih jam belajar yang cocok dengan kebiasaan mereka sehari-hari.
Karakteristik belajar online yang adaptif memungkinan siswa untuk menggunakan perangkat lunak, metode, dan bantuan apapun yang diperlukan untuk memahami materi. Selain itu, belajar online juga bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi peserta belajar yang pemalu dan kurang aktif. Mereka tidak perlu malu saat berbicara karena diperhatikan oleh teman kelasnya.
Hal ini juga didukung dengan karakteristik belajar online yang sering mengadakan forum diskusi dan tanya jawab. Banyak siswa yang menyukai kegiatan ini karena mereka memiliki interaksi lebih, baik itu dengan guru maupun sesama murid (Dixson, 2010).
Namun, tetap saja, kegiatan belajar online ini juga tidak sepenuhnya efektif. Berdiam diri di rumah berpotensi untuk membuat peserta belajar tidak serajin biasanya. Mereka pun lebih rentan terhadap distraksi. Jadi, peserta belajar perlu menyiasati distraksi dan konsentrasi selama proses belajar berlangsung.
Perlu diketahui, pada dasarnya belajar online dapat melampaui belajar konvensional. Belajar online menuntut siswa untuk memiliki metodologi berpikir yang cukup, khususnya dalam mencerna instruksi yang diberikan secara online (Dixson, 2010).
Untuk mendukung kegiatan belajar online atau seminar, ada beberapa barang yang bisa digunakan oleh para pelajar di antaranya:
- Tripod dan Ringlight
Hadirnya ringlight dan tripod akan sangat membantu setup kamera di rumah. Dengan begitu, video call ataupun zoom meeting dapat dilakukan dengan lebih mudah. Pencahayaan yang baik membuat tampilan wajah di layar menjadi tetap cerah dan jelas.
- Webcam Mini
Tampilan webcam yang buruk dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena gambar yang dihasilkan saat sedang berkomunikasi 2 arah menjadi kurang jelas. Webcam dari Logitech ini memiliki spesifikasi mumpuni untuk kebutuhan sehari-hari.
- Kursi yang Nyaman
Saat sedang mengikuti kelas atau seminar online, tentu butuh kursi yang nyaman. Durasi kelas yang lama bisa membuat punggung pegal dan sakit. Dengan kursi yang didesain khusus untuk duduk lama, kesehatan punggung akan lebih terjaga dan mengikuti kelas online dengan durasi lama bukan lagi menjadi masalah.
Sebagai garis besar, belajar online tentu tidak bisa menggantikan belajar konvensional secara penuh. Meskipun potensi belajar online ini tinggi, semua tentu kembali lagi ke siswa itu sendiri. Apakah siswa mampu menghilangkan stigma “belajar harus bertemu guru”. Berkaca pada kondisi saat ini, siswa diharuskan untuk lebih adaptif dalam belajar. Karenanya, mereka harus mampu meningkatkan efektivitas belajar online dengan cara mereka sendiri.