Filosofi Menu Khas Lebaran
Menyambut perayaan Idul Fitri yang dirayakan setiap satu tahun sekali, sebagian orang dan mungkin kamu salah satunya telah menyiapkan menu khas lebaran yang akan disuguhkan setelah selesai salat eid.
Ketupat, opor ayam, rendang, dan menu khas Lebaran lainnya adalah hidangan yang paling ditunggu dan selalu tersaji di meja makan. Tapi tahukah kamu kalau menu-menu yang hadir di hari raya ini ternyata memiliki makna yang mendalam? Nah, kira-kira apa saja ya makna dari setiap hidangan khas Lebaran? Yuk simak info berikut ini!
1. Ketupat
Ketupat adalah salah satu menu khas Lebaran yang wajib tersaji di atas meja makan. Berperan sebagai pengganti nasi saat hari raya, ketupat ternyata memiliki filosofi yang mendalam. Mengutip dari beberapa sumber, ketupat yang berbentuk belah ketupat menggambarkan keseimbangan alam.
Sementara, di masyarakat Jawa, ketupat merupakan perwujudan kiblat papat limo pancer. Artinya, terdapat empat arah mata angin pada ketupat yaitu barat, timur, utara, dan selatan, tapi hanya ada satu pusat yakni kiblat. Masih dalam pengertian masyarakat Jawa, ketupat memiliki makna “ngaku lepat” yang artinya mengakui kesalahan.
Isian ketupat yang berupa beras juga memiliki makna tersendiri. Beras yang merupakan lambang kemakmuran, memiliki warna putih menyimbolkan kebersihan dan kesucian hati. Kulit ketupat yang dibuat berupa anyaman adalah gambaran jalan hidup manusia yang rumit dan berliku.
2. Opor Ayam
Teman dan pelengkap ketupat yang pastinya tidak boleh terlewatkan adalah opor ayam. Ayam yang diolah dengan kuah santan ini dahulunya adalah persembahan rakyat untuk raja.
Dalam bahasa Jawa, santan diartikan sebagai pangapunten yang berarti permintaan maaf. Itulah mengapa opor biasa disajikan bersama dengan ketupat pada hari raya Lebaran.
3. Rendang
Berasal dari tanah Minang, rendang merupakan salah satu menu yang wajib hadir saat Lebaran. Berbahan daging sapi yang dimasak dengan banyak rempah, rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang, yaitu musyawarah dan mufakat. Hal ini dikarenakan rendang memiliki empat unsur yaitu daging, kelapa, lada, dan juga bumbu.
Orang Minang percaya bahwa ada tiga makna yang terkandung saat memasak rendang, yaitu kesabaran, kebijaksanaan, dan kegigihan. Proses pembuatan rendang yang memakan waktu cukup lama, yaitu sekitar 6 hingga 7 jam, pemilihan bahan untuk mencapai rasa yang diinginkan, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mencapai kesempurnaan dalam membuat rendang menimbulkan tiga makna tersebut.
4. Lemang
Terbuat dari beras ketan yang dicampur santan serta garam, kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu yang telah dilapisi daun pisang muda dan dimasak menggunakan bara api, lemang memiliki filosofi yang menarik.
Proses memasak yang memakan waktu lama mulai dari pencucian beras hingga akhirnya dapat disantap, lemang mengibaratkan jalan kehidupan manusia. Masyarakat setempat percaya bahwa untuk menjadi orang yang bahagia membutuhkan waktu serta proses yang tidak mudah dan membutuhkan kesabaran. Hal inilah yang mewujudkan bentuk pengorbanan diri sendiri terhadap kehidupan yang akan dihadapi.
***
Kini kamu tahu kan, selain memanjakan lidah, menu khas Lebaran ternyata memiliki banyak makna mendalam? Menu mana yang menjadi favorit kamu saat hari raya Idul Fitri?