Kenali Gejala DBD pada Anak & Cara Penanganannya

Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang banyak dialami anak-anak, terutama di musim hujan dan musim pancaroba. Udara yang hangat dan banyaknya kubangan air saat musim hujan menyebabkan nyamuk Aedes Aegypti semakin mudah berkembang biak.

Pada umumnya gejala DBD mirip dengan gejala demam biasa. Namun jika tidak segera ditangani penyakit ini dapat berakibat serius hingga kematian. Pastikan kamu mengenali gejala DBD pada anak dan cara penanganannya agar si kecil bisa lekas sembuh dari penyakit musiman ini.

Penyebab DBD pada Anak

Image Source: Freepik/Jcomp

Pada dasarnya DBD bisa dialami oleh semua orang. Penyebab DBD pada anak-anak dan orang dewasa adalah virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Virus yang ada di dalam tubuh nyamuk akan berpindah saat nyamuk mulai menggigit dan mengisap darah manusia.

Nyamuk Aedes Aegypti sendiri memiliki ciri yang berbeda dari nyamuk lain sehingga mudah dibedakan. Umumnya nyamuk ini berukuran lebih kecil dan memiliki pola belang hitam putih pada tubuhnya.

Selain karena gigitan nyamuk, beberapa hal yang bisa jadi penyebab DBD pada anak diantaranya:

  • Lingkungan kotor
  • Banyak kubangan air terbuka
  • Daya tahan tubuh lemah
Faroot Jaring Anti Nyamuk Kelambu Kasur Mosquito Net 180x200x170cm - A77 - Transparent - JakartaNotebook.com
Faroot Jaring Anti Nyamuk Kelambu Kasur Mosquito Net 180x200x170cm - A77 termurah. Dapatkan dengan mudah Faroot Jaring Anti Nyamuk Kelambu Kasur Mosquito Net 180x200x170cm - A77 murah, garansi, dan bisa cicilan - Hanya di JakartaNotebook.com.

Gejala DBD pada Anak

Image Source: Freepik/Xb100

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, gejala DBD pada anak mirip dengan demam atau flu biasa sehingga sulit dibedakan. Namun, terdapat beberapa gejala khusus yang menunjukkan penyakit ini. Adapun gejala DBD pada anak yang sering dialami adalah:

1. Demam Tinggi

Gejala DBD pada anak yang paling awal dan sering terjadi adalah demam tinggi. Biasanya saat terinfeksi virus dengue, anak akan mengalami demam tinggi hingga 40°C. Kondisi ini terjadi selama 2 hingga 7 hari.

Selama masa ini, si kecil juga dapat mengalami gejala lainnya, seperti sakit kepala serta nyeri pada sendi, otot, dan tulang. Kombinasi banyak gejala inilah yang menyebabkan DBD mirip dengan demam atau flu biasa.

2. Sakit Kepala

Selain suhu tubuh yang meningkat, gejala DBD pada anak selanjutnya adalah sakit kepala. Berbeda dari sakit kepala biasa, rasa sakit yang dialami lebih berat dan dapat menjalar hingga bagian belakang mata. Kondisi ini dapat menyebabkan si kecil rewel dan sulit tidur selama terinfeksi DBD.

3. Nyeri Sendi, Otot, dan Tulang

Bagi beberapa orang, infeksi virus dengue dapat menyebabkan rasa nyeri atau sakit pada bagian sendi, otot, dan tulang. Rasa nyeri yang disebabkan membuat setiap aktivitas yang dilakukan terasa tidak nyaman. Gejala ini juga membuat DBD dikenal sebagai “breakbone fever”.

Meski umumnya dialami oleh orang dewasa, nyeri sendi, otot, dan tulang juga bisa jadi gejala DBD pada anak yang tak boleh diabaikan karena dapat menyebabkan si kecil rewel.

XILGARI Lampu LED UV Anti Nyamuk Mosquito Killer Lamp USB 5V 1A - 375 - White - JakartaNotebook.com
XILGARI Lampu LED UV Anti Nyamuk Mosquito Killer Lamp USB 5V 1A - 375 termurah. Dapatkan dengan mudah XILGARI Lampu LED UV Anti Nyamuk Mosquito Killer Lamp USB 5V 1A - 375 murah, garansi, dan bisa cicilan - Hanya di JakartaNotebook.com.

4. Bintik Merah

Gejala DBD pada anak yang khas dan paling mudah dideteksi adalah munculnya bintik merah. Bintik ini muncul pada kulit.di seluruh bagian tubuh yang menandakan turunnya jumlah trombosit atau keping darah pada tubuh.

5. Pendarahan

Selain muncul bintik merah, gejala DBD pada anak yang wajib mendapatkan penanganan khusus adalah pendarahan. Rendahnya jumlah trombosit pada tubuh menyebabkan pendarahan semakin mudah terjadi.

Umumnya pendarahan pada penderita DBD terjadi pada area gusi dan permukaan kulit yang terlihat seperti lebam. Selain itu, darag juga dapat keluar dari hidung atau yang biasa dikenal sebagai mimisan.

Jika gejala bintik merah dan pendarahan muncul, si kecil sudah memasuki fase kritis sehingga membutuhkan penanganan khusus. Pastikan kamu membawa si kecil ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan dari tenaga medis profesional.

Fase DBD pada Anak & Orang Dewasa

Image Source: Freepik/Freepik

Infeksi virus dengue terbagi menjadi beberapa fase yang harus diobservasi dengan cermat untuk menghindari resiko kematian. Fase DBD pada anak dan orang dewasa sendiri terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Fase Demam Tinggi (Febrile Phase)

Pada fase ini virus dengue baru masuk dan menginfeksi. Umumnya tubuh akan merespon dengan demam tinggi selama 2 hingga 7 hari. Selama fase ini si kecil juga akan merasakan nyeri pada sendi, otot, dan tulang.

Jika semakin parah, gejala DBD pada anak seperti munculnya bintik merah juga dapat muncul. Hal ini karena jumlah trombosit pada tubuh berkurang dengan drastis hingga kurang dari 100.000 per mikroliter darah dalam waktu singkat, yakni 2 hingga 3 hari.

2. Fase Kritis (Critical Phase)

Meski disebut fase kritis kondisi tubuh pada fase ini justru dapat mengecoh. Pasalnya demam dan nyeri yang dialami anak cenderung membaik. Pasalnya sekilas kondisi si kecil seperti membaik dan segera sembuh. 

Namun,  jika diobservasi lebih lanjut, virus yang ada pada tubuh mulai merusak keping darah dan menyebabkan pendarahan. Kondisi ini dapat menyebabkan fluktuasi tekanan darah dan dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati.

Gejala lain yang mungkin dialami adalah sakit perut dan muntah terus menerus. Pada fase ini pastikan si kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk menggantikan cairan yang keluar dan mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk kondisi tubuh.

3. Fase Pemulihan (Recovery Phase)

Setelah melewati fase kritis, si kecil akan beralih ke fase pemulihan di mana jumlah cairan dalam tubuh akan mulai seimbang. Pada vase ini keping darah yang ada dalam tubuh juga mulai bertambah dan berangsur normal.

Fase pemulihan umumnya terjadi pada 48 hingga 72 jam setelah fase kritis sehingga penting untuk menjaga asupan cairan di dalam tubuh. Hindari memberi asupan cairan yang berlebihan karena dapat menyebabkan edema paru dan gagal jantung.

Cara Penanganan DBD pada Anak

Image Source: Freepik/User18526052

Pada dasarnya cara penanganan DBD pada anak yang paling dianjurkan adalah menjalani rawat inap pada rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Cara ini membuat si kecil dapat diobservasi oleh tenaga medis profesional dan mendapatkan perawatan terbaik.

Namun, kamu juga bisa melakukan beberapa hal berikut sebagai langkah awal untuk menangani gejala DBD pada anak:

  • Istirahat total (bed rest) selama masih demam.
  • Beri asupan cairan yang cukup yakni 2 hingga 3 liter untuk mencegah dehidrasi.
  • Hindari memberikan minuman bersoda dan berkafein.
  • Kompres seluruh bagian tubuh, terutama bagian ketiak, kepala, dan selangkangan.
  • Beri obat penurun panas untuk mengurangi demam dan rasa nyeri pada tubuh.

Mengetahui gejala DBD pada anak tidak hanya bisa mempercepat proses penyembuhan, tapi juga mencegah penyakit semakin parah dan menyebabkan kematian. Selain menyadari gejala dan mengetahui cara penanganannya, pastikan kamu juga menjaga lingkungan tetap bersih untuk mencegah nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

Kamu bisa memantau kondisi kesehatan dengan mudah dirumah menggunakan tensimeter digital dan thermogun berkualitas dari TaffOmicron yang bisa didapatkan dengan mudah di JakartaNotebook.


Sumber:

World Health Organization. Dengue and Severe Dengue. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue

Mayo Clinic. Dengue Fever. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078

NIH. Dengue Fever. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430732/