Palang Pintu: Tradisi Pernikahan Unik dari Betawi
Pernikahan merupakan suatu ritual sakral di mana kedua insan mengikat janji suci untuk selalu setia sampai akhir hayat.
Acara ini akan dihadiri oleh orang-orang tersayang yang akan menjadi saksi salah satu peristiwa penting dalam perlajanan hidup kamu dan pasangan.
Disaksikan oleh tamu undangan dengan nuansa haru dan lantunan lagu romantis, acara pernikahan umumnya juga dimeriahkan dengan berbagai ornamen serta aksesori yang menggambarkan budaya salah satu, atau bahkan kedua mempelai.
Perpaduan berbagai budaya ini sudah menjadi tradisi pernikahan yang digunakan dari persiapan sebelum pernikahan, sambutan pernikahan, acara inti, hingga acara selesai.
Tradisi Pernikahan Suku Betawi
Indonesia yang miliki 17.000 pulau, 34 provinsi, dan berbagai macam daerah ini tentunya melahirkan banyak tradisi dari segala aspek kehidupan, dan tidak ketinggalan dalam acara pernikahan, seperti yang dimiliki oleh Suku Betawi, yaitu Palang Pintu.
Jakartanotebook telah merangkum salah satu tradisi pernikahan di Indonesia yang berasal suku betawi, simak ulasan berikut ini!
1. Sejarah dan Makna Palang Pintu
Jika membicarakan tradisi pernikahan unik, tentunya kita nggak boleh lupa tadisi Palang Pintu dari Betawi.
Palang Pintu yang dapat diartikan sebagai penghalang ini adalah kompetisi yang dilakukan oleh pihak mempelai laki-laki yang harus mengalahkan pihak perempuan.
Selain ondel-ondel dan bir pletok, Si Pitung juga mungkin muncul dalam pikiran begitu mendengar kata Betawi.
Robin Hood dari Betawi ini dikenal sebagai tokoh yang merampok untuk membantu orang miskin dan dipercaya memiliki kemampuan bela diri serta rajin mengaji ini merupakan alasan kenapa palang pintu itu ada.
Meskipun hingga saat ini belum ada pembuktian yang jelas mengenai asal mula Palang Pintu, tetapi tradisi ini dipercaya telah diadakan sejak Si Pitung ingin meminang Aisyah (yaitu sekitar 1874–1903).
Ayah Aisyah, yaitu Mudarto yang merupakan seorang jawara dari Kemayoran ini memberikan tantangan kepada Si Pitung dengan kemampuan bela diri, kemahiran berpantun, dan kelancaran membaca Al-Quran serta salawat.
Ketiga tantangan ini tentu dipilih bukan tanpa alasan. Seni bela diri ini dipakai sebagai perwakilan bahwa sebagai kepala keluarga, laki-laki diwajibkan untuk dapat menjaga dan meberikan perlindungan bagi kerluaraganya.
Pantun memiliki makna keluarga bahagia dan pribadi yang dapat menghibur anggota keluarga, serta memiliki kemampuan dalam berbicara.
Terakhir adalah pembacaan Al-Quran dan salawat yang dimaksudkan sebagai bentuk laki-laki yang pantas dijadikan sebagai calon imam yang paham agama, untuk dapat membina serta menuntun keluarga.
Palang Pintu sendiri diadakan untuk mendekatan hubungan antarkampung dan antar keluarga dari kedua mempelai.
2. Perlengkap Tradisi Palang Pintu
Setelah menyimak sejarah Palang Pintu yang terdengar heroik dan penuh makna, selanjutnya adalah mengetahui apa saja yang harus disiapkan untuk menyelenggarakan tradisi ini.
Pertama, adalah pihak laki-laki yang membawa buah tangan seperti berbagai macam makanan yang biasanya berisi roti buaya sebagai lambang kesetiaan, pakaian, serta kembang kelapa yang memiliki simbol untuk menjadikan manusia yang dapat menjalani hidup dengan berguna.
Prosesi Palang Pintu
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tradisi ini menekankan kompetisi dari pihak perempuan dan laki-laki. Jadi, kedua mempelai akan menunjuk jawara yang akan mewakilinya selama proses ini.
Diawali dengan rombongan pengantin pria yang akan bergerak menuju kediaman pengantin wanita, lalu mereka nantinya dihadang oleh jawara serta iringan pengantin wanita.
Saat inilah terjadi sambutan pembukaan dari kedua belah pihak perwakilan jawara yang ditunjuk, dan disusul dengan kegiatan balas pantun yang memeriahkan acara dengan intonasi, lirik, dan sajak menarik yang menghibur para tamu undangan yang hadir.
Setelah itu, dilanjutkan dengan seni bela diri silat untuk menguji kemampuan pihak laki-laki sebagai bentuk usahanya untuk dapat terus melindungi keluarga.
Sebagai tradisi, dalam hal ini pihak laki-laki lah yang akan dimenangkan, dan dilanjutkan dengan kemahiran mempelai pria dalam melantunkan ayat suci Al-Quran serta salawat sebagai langkah terakhir sebelum mempersilakan rombongan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Indonesia yang dikenal dengan ragam budaya dan bahasa ini, tentunya juga memiliki banyak tradisi pernikahan unik dan tentunya memiliki sejarah yang sarat akan makna.
Menentukan dan menjalani tradisi pernikahan dari pihak kamu atau pasangan, merupakan salah satu cara untuk terus melestarikan budaya nenek moyang. Selain itu langkah ini merupakan cara untuk meminta restu dari para tamu undangan, dan merekatkan rasa kebersamaan dari kedua belah pihak keluarga.